SELAMAT TINGGAL
Hy..
Aku sedang membayangkan. Mungkin saat ini kamu sedang bermalas-malasan di kamar. Kamu mungkin sedang bermanja-manja bersama bantal guling, asyik menatap gadgetmu, ataupun sekedar bersantai ditemani sejuknya atmosfer rumahmu. Kamu tersenyum menikmati itu semua. Kau tertawa saat adik bungsumu datang ribut menggodamu. Kamu seakan senang setiap kali ada suara celoteh dari sepupu kecilmu yang mulai belajar bicara. Setiap kali merasa lelah,kasur pun mempersilakan kamu merebahkan tubuhmu di atasnya.
Karenanya, aku tidak perlu menanyakan kabarmu. Apapun itu, kau pasti bahagia. Kau harus, dan semestinya bahagia.
Aku? Aku baik-baik saja.
Aku masih menulis blog. Masih membagi kisahku tentangmu. Kepada semua yang merasakan hal yang sama.
Mungkin kamu tak pernah tahu. Aku mencoba menuliskan setiap detil kebahagiaan yang kugenggam. Karena aku malu jika harus terus terang mengungkapkan perasaanku. Aku harap, kelak kamu membacanya. Agar kamu tahu bahwa kebahagiaanku pernah nyata. Dan kamu, adalah wujud kebahagiaan itu.
Aku tak bermaksud mengganggu kebahagiaan yang sudah kamu punya. Sungguh, aku bahagia melihat senyummu, meski bukan karenaku lagi. Namun, ada beberapa hal yang mengganjal di otakku. Ya, ada beberapa hal yang seharusnya kuucapkan sebelum aku pergi. Sebelum aku tak mengingatmu lagi.
Maaf jika aku terlalu sering lupa meluangkan waktu untukmu. Kamu tahu aku sibuk. Kamu harus tahu kalau terlalu sering kita bersama, nanti terlalu dalam juga rasa sayangku kepadamu. Maaf, aku tak pernah memelukmu dari belakang. Tak pernah mengecupmu. Maaf jika aku tak pernah menyayangimu dengan cara yang kamu minta, cara yang kamu mau, cara yang kamu suka.
Di tiap senyummu, selalu ada air mata yang terus jatuh. Kamu bahagia, namun kamu tersiksa. Aku tak pandai membuatmu tertawa atau bahkan untuk sekedar tersenyum. Maaf jika aku telah menyia-nyiakanmu.
Aku, kamu, kita hanyalah kepingan masa lalu. Yang menanti untuk dibuang. Jangan dilihat lagi.
Ajarkan aku berdamai dengan perasaanku. Ajarkan aku menemukan kebahagiaan dengan mengikhlaskan apa yang telah direnggut dari kita.
Ini jalan yang terbaik.
Kita ialah cinta yang saling melukai. Dengan sombong kita menyulut api kasih tanpa tahu kapan harus padam. Kita meledak-ledak hanya untuk memuaskan ego sesaat. Dan yang tersisa dari kita hanyalah kehampaan.
Chaos.
Aku berdoa. Dulu, sekarang dan selamanya.
Semoga setelah ini kita bisa pulang ke rumah masing-masing.
Aku dengan bahagiaku. Kamu dengan bahagiamu.
Tak ada lagi perih di hati. Tak ada lagi kepura-puraan.
Terima kasih telah memilihku.
Terima kasih pernah menyayangiku.
For You 18.09.12 - 30.11.13
Selamat tinggal. Kebanggaanku.
Aku sedang membayangkan. Mungkin saat ini kamu sedang bermalas-malasan di kamar. Kamu mungkin sedang bermanja-manja bersama bantal guling, asyik menatap gadgetmu, ataupun sekedar bersantai ditemani sejuknya atmosfer rumahmu. Kamu tersenyum menikmati itu semua. Kau tertawa saat adik bungsumu datang ribut menggodamu. Kamu seakan senang setiap kali ada suara celoteh dari sepupu kecilmu yang mulai belajar bicara. Setiap kali merasa lelah,kasur pun mempersilakan kamu merebahkan tubuhmu di atasnya.
Karenanya, aku tidak perlu menanyakan kabarmu. Apapun itu, kau pasti bahagia. Kau harus, dan semestinya bahagia.
Aku? Aku baik-baik saja.
Aku masih menulis blog. Masih membagi kisahku tentangmu. Kepada semua yang merasakan hal yang sama.
Mungkin kamu tak pernah tahu. Aku mencoba menuliskan setiap detil kebahagiaan yang kugenggam. Karena aku malu jika harus terus terang mengungkapkan perasaanku. Aku harap, kelak kamu membacanya. Agar kamu tahu bahwa kebahagiaanku pernah nyata. Dan kamu, adalah wujud kebahagiaan itu.
Aku tak bermaksud mengganggu kebahagiaan yang sudah kamu punya. Sungguh, aku bahagia melihat senyummu, meski bukan karenaku lagi. Namun, ada beberapa hal yang mengganjal di otakku. Ya, ada beberapa hal yang seharusnya kuucapkan sebelum aku pergi. Sebelum aku tak mengingatmu lagi.
Maaf jika aku terlalu sering lupa meluangkan waktu untukmu. Kamu tahu aku sibuk. Kamu harus tahu kalau terlalu sering kita bersama, nanti terlalu dalam juga rasa sayangku kepadamu. Maaf, aku tak pernah memelukmu dari belakang. Tak pernah mengecupmu. Maaf jika aku tak pernah menyayangimu dengan cara yang kamu minta, cara yang kamu mau, cara yang kamu suka.
Di tiap senyummu, selalu ada air mata yang terus jatuh. Kamu bahagia, namun kamu tersiksa. Aku tak pandai membuatmu tertawa atau bahkan untuk sekedar tersenyum. Maaf jika aku telah menyia-nyiakanmu.
Aku, kamu, kita hanyalah kepingan masa lalu. Yang menanti untuk dibuang. Jangan dilihat lagi.
Ajarkan aku berdamai dengan perasaanku. Ajarkan aku menemukan kebahagiaan dengan mengikhlaskan apa yang telah direnggut dari kita.
Ini jalan yang terbaik.
Kita ialah cinta yang saling melukai. Dengan sombong kita menyulut api kasih tanpa tahu kapan harus padam. Kita meledak-ledak hanya untuk memuaskan ego sesaat. Dan yang tersisa dari kita hanyalah kehampaan.
Chaos.
Aku berdoa. Dulu, sekarang dan selamanya.
Semoga setelah ini kita bisa pulang ke rumah masing-masing.
Aku dengan bahagiaku. Kamu dengan bahagiamu.
Tak ada lagi perih di hati. Tak ada lagi kepura-puraan.
Terima kasih telah memilihku.
Terima kasih pernah menyayangiku.
For You 18.09.12 - 30.11.13
Selamat tinggal. Kebanggaanku.
Komentar
Posting Komentar